SEKILAS INFO
: - Jumat, 13-09-2024
  • 3 tahun yang lalu / Ujian Sekolah tinggal menghitung hari, pergunakan waktumu sebaik mungkin untuk belajar.      
  • 3 tahun yang lalu / Bulan Ramdhan tinggal menghitung hari, mari sucikan diri dan hati memohon ridho Ilahi

Oleh Gunanto

Apa Pembelajaran Berdiferensiasi Itu?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Sebagai guru kita perlu menyadari anak-anak di usia SMP, datang ke sekolah, belum tentu memliki kesamaan ukuran, kesukaan, minat, waktu untuk memahami sesuatu, semua pasti berbeda karena setiap anak itu unik. Maka sebagai guru tidak berhak kita menyamakan cara mendidik, cara menuntun murid, kita harus memahami kebutuhan murid, minta belajar, kesiapan belajar murid, dan memahami profil belajarnya. Kita tidak bisa memaksakan murid langsung memahami materi yang kita ajarkan, mencapai nilai bagus secara instan dengan gaya mengajar kita yang sama. Maka, sebagai pendidik kita harus membuat keputusan yang masuk akal yang beroreintasi pada kebutuhan murid dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Untuk memulai pembelajaran berdiferensiasi maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memetakan kebutuhan murid. Dalam kondisi pembelajaran jarak jauh (PJJ), pemetaan kebutuhan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan virtual (misalnya menggunakan Google Meet, Zoom, dan telegram) di awal pembelajaran untuk mengenal murid, sehingga minimal kita dapat mengetahui sedikit karakter murid. Jika tidak semua siswa dapat mengikutinya, maka guru dapat membuat instrumen pemetaan misalnya berupa angket yang berisi asesmen diagnostik awal, gaya belajar siswa, dan kendala yang mereka hadapi. Ini bertujuan untuk memetakan kesiapan belajar siswa, minat, dan profil belajar siswa.

Sekilas Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh

Saat ini, per tanggal 15 Agustus 2021, sekolah belum bisa membuka tatap muka terbatas sehingga masih harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh menggunakan media daring baik dengan Google Classroom, WA, Google Meet, YouTube, dan aplikasi lainnya. Tentu ini tidak mudah, karena bagi guru dan bagi murid banyak kendala, tetapi sebagai guru, kita berupaya berkreatif membuat lingkungan belajar yang nyaman, rileks, tidak membebani murid. Murid bisa memilih alternatif sumber belajar bisa dari bacaan, presentasi, ataupun video.

Kurikulum yang dipilih juga adalah kurikulum yang relevan dengan kondisi saat ini yaitu Kurikulum Darurat/Khusus di mana sesuai tujuan PJJ bahwa tidak hanya berfokus pada materi atau nilai anak tetapi memberikan hak anak untuk tetap belajar, memperhatikan kebutuhan psikososial murid, dan melindungi murid dari Covid-19. Terkait dengan evaluasi, maka setiap pembelajaran dilakukan evaluasi dan umpan balik untuk melihat hal hal yang sudah baik dan perlu ditingkatkan lagi serta sebagai acuan dalam menyusun pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Evaluasi dapat menggunakan Google Form yang dibagikan kepada murid, atau dapat juga menggunakan lembar umpan balik. Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan sehingga membantu guru mendapatkan data secara faktual mengenai kondisi murid baik kognitif maupun non kognitif. Setelah mendapatkan pemetaan kebutuhan murid dan asessmen awal, maka guru perlu memikirkan dengan baik perencanaan pembelajaran yang akan dibuat sehingga selaras antara kebutuhan dan rencana pembelajaran. Ada murid dengan gaya belajar auditori maka diberikan media pembelajaran dalam bentuk video, diutamakan dibuat sendiri oleh guru, ada murid dengan gaya belajar visual maka guru dapat memberikan ekplorasi konsep dengan bahan bacaan dan gambar dalam bentuk LKPD di Google Form, sementara itu ada murid dengan gaya belajar kinestetik maka ditugaskan untuk merancang percobaan di rumah yang sesuai dengan materi. Produk pun disesuaikan dengan minat murid, mereka diizinkan membuat dalam word/writer, tulis tangan, bentuk file presentasi, atau bentuk video. Bentuk produk seyogyanya tidak mempengaruhi penilaian karena yang dinilai lebih pada isi dari produk sehingga murid diharapkan mengembangkan kreatifitas dan menerapkan merdeka belajar.

Kelas dapat dilakukan melalui Google Classroom (GC) dengan memanfaatkan akun belajar.id dapat menjadi solusi terbaik jika sekolah belum memiliki server sendiri untuk LMS. Di dalam GC kita dapat menyampaikan informasi awal, penguatan, pemberian tugas, dan penyerahan tugas. Melalui WA dapat digunakan untuk membimbing baik klasikal maupun individual, Google Form untuk LKPD, tenggat tugas yang diberikan pun fleksibel tetapi kita senantiasa mengingatkan, memantau progress perkembangan dan kendala yang mereka hadapi sehingga anak tidak merasa terbebani tetapi tetap terfasilitasi serta pembelajaran tetap berjalan efektif.

Di antara strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi konten berarti membedakan materi pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada murid tetapi tetap sesuai kurikulum. Diferensiasi proses dengan membagi bagi mereka dalam kelompok yang sesuai dengan kesiapan belajar, minat, gaya belajar, ataupun kedekatan emosional. Diferensiasi produk lebih mengarah pada tujuan tentang apa yang murid telah pahami. Sebagai contoh, dalam diferensiasi proses, murid saling berdiskusi mengenai konsep materi yang dipelajari, meskipun secara daring melalu WA atau GC. Ada anak yang gaya belajar auditori maka diberikan media pembelajaran dalam bentuk video yang dibuat oleh guru.

Bagaimana Guru Dapat Menguatkan Pemahaman?

Cara meningkatkan pemahaman guru tentang berbagai strategi pembelajaran berdiferensiasi salah satunya yang paling mudah adalah dengan kolaborasi antarteman sejawat dalam satu sekolah — yaitu dengan melihat RPP dan penerapannya — mengamati mulai dari KD, tujuan, sumber belajar, dan kegiatan pembelajaran serta catatan-catatan yang dimiliki. Selain itu, guru dapat juga, menggali berbagai sumber informasi di internet, berdiskusi dengan teman lintas mata pelajaran, bahkan lintas jenjang, serta dengan berdiskusi dengan pengawas pendidikan. Khusus tentang RPP, maka tentang RPP pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut.

  • RPP yang memuat Pembelajaran Berdiferensiasi sama dengan RPP yang lainnya. Ini bukansebuah jenis RPP yang baru.
  • Yang mungkin berbeda hanya proses pembuatannya yang harus dimulai dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid (dengan melihat pada kesiapan, minat, profil belajar siswa)
  • Skenario pembelajaran dalam RPP akan mendeskripsikan bagaimana cara memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut.
  • RPP yang memuat pembelajaran berdiferensiasi akan mendeskripsikan secara jelas apa yang ingin dicapai (tujuan pembelajaran). Bagaimana guru akan mengukur ketercapaian tujuan (asesmen)  dan bagaimana cara guru membantu murid untuk mencapai tujuan tersebut (kegiatan pembelajaran).

 

 

3 komentar

Helmi Wijayanti, Selasa, 19 Okt 2021

Alhamdulillah dapet ilmu baru ..mudah2an bisa mengimplementasikan ke siswa

Balas

Seva Mei, Senin, 8 Nov 2021

Terima kasih sudah berbagi…mudah2an dpt diterapkan.

Balas

Sunarti, Minggu, 21 Agu 2022

Terimakasih sudah berbagi, semoga menjadi amal jariyah

Balas

TINGGALKAN KOMENTAR

Kontak Kami

Alamat : Jl. Pendidikan No. 2 Tanggulangin, kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah.